Sekarang ini, teknologi informasi sedemikian cepat mengalami perkembangan, sehingga informasi yang beredar juga semakin banyak setiap harinya. Sementara, waktu yang tersedia terasa semakin terbatas dengan beragamnya jenis dan jumlah informasi yang menarik untuk disimak.
Idealnya, setiap individu dituntut untuk bijak dalam memilih dan menyaring informasi, sehingga waktu tidak terbuang sia-sia dengan menyimak informasi yang kurang bermanfaat. Tidak hanya sampai memilah informasi, bahkan informasi yang sudah terpilih pun, yang sudah dianggap akan bermanfaat, masih berpeluang berdampak negatif terhadap kesehatan jiwa.
Sebagai contoh, ketika media sosial bermanfaat sebagai sarana memperpanjang silaturahmi, pengobat rasa kangen, tukar kabar, bertegur sapa dapat berubah menjadi berdampak negatif ketika tidak sanggup menanggapi informasi dengan benar. Foto-foto liburan dan foto-foto kebahagiaan teman dan kerabat, mampu membuat seseorang yang menyimak informasi itu, menjadi merasa tidak sehebat mereka dan berujung pada rasa rendah diri serta kurang bersyukur atas penerimaan hidup ini.
Memang, tidak semua orang menanggapi media sosial seperti contoh di atas. Jika ada, pada kasus ini, selain membuang waktu, informasi yang diperoleh malah memperburuk kesehatan jiwa.
FOMO, Fear Of Missing Out
Perkembangan teknologi informasi saat ini juga diidentifikasi sebagai pendorong terjadinya fenomena FOMO (Fear Of Missing Out) yang terjadi di masyarakat luas. FOMO dapat diterjemahkan sebagai “rasa takut untuk ketinggalan”. Istilah ini merujuk pada perasaan kecemasan atau ketidaknyamanan yang muncul ketika seseorang merasa bahwa mereka sedang melewatkan pengalaman atau kejadian yang menarik atau penting yang sedang terjadi pada saat itu. FOMO diartikan juga sebagai rasa takut kehilangan kesempatan untuk mengambil peran dalam suatu peristiwa. FOMO seringkali dikaitkan dengan kehidupan sosial dan perkembangan teknologi, terutama dengan media sosial, di mana orang sering melihat aktivitas dan acara menarik yang dilakukan oleh orang lain dan merasa tertekan untuk ikut serta atau mengikuti trend tersebut.
Gejala FOMO
Seseorang yang mengalami perasaan FOMO antara lain menunjukan gejala-gejala berikut ini:
1.selalu mengecek ponsel tepat ketika bangun tidur atau sebelum tidur seakan takut ketinggalan berita apapun
2. Lebih peduli kehidupan di media sosial dibandingkan kehidupan di dunia nyata
3. Selalu ingin tahu kehidupan orang lain
4. Selalu ingin tahu gosip terbaru
5. Menerima setiap ajakan yang tidak perlu atau tidak menarik supaya tidak ketinggalan apapun
Mengatasi FOMO
Kenali dan Terima FOMO, FOMO adalah perasaan yang wajar dan umum, tetapi kendalikan agar tidak mempengaruhi kesejahteraan mental. Terima bahwa setiap orang memiliki pengalaman unik dan bahwa setiap orang tidak mungkin dan tidak harus terlibat dalam setiap kegiatan atau peristiwa
Tentukan Prioritas, fokus pada hal-hal penting dan bermanfaat untuk menghindari terjebak dalam tekanan untuk selau terlibat dan tahu dalam segala sesuatu
Atur Batasan Media Sosial, atur waktu yang dihabiskan untuk memantau media sosial, untuk menghindari terlalu sering memeriksa kehidupan orang lain dan membandingkannya dengan kehidupan diri sendiri
Jalani Hidup Saat Ini, nikmati dan syukuri pengalaman hidup yang sedang dijalani hari ini, kurangi cemas tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan atau cemas terhadap apa yang telah terjadi di masa lalu
Jadwalkan Waktu untuk Diri Sendiri, Berikan waktu untuk bersantai dan menenangkan diri tanpa gangguan, yang memberi kepuasan dan relaksasi, seperti meditasi, jalan-jalan, membaca buku, bermain musik dan hobi lainnya.
Tentukan Batas, pelajari untuk mengatakan tidak dan fokus pada kegiatan yang paling penting bagi diri sendiri
Jangan Ragu untuk Melewatkan Sesuatu, terkadang memilih untuk tidak terlibat dalam suatu kegiatan adalah keputusan yang baik. Jangan ragu untuk melewatkan sesuatu jika hal itu tidak sesuai dengan kebutuhan atau nilai yang dianut diri sendiri
Berkembang Sesuai Keunikan Diri Sendiri, beri apresiasi dan hargai keunikan diri sendiri, tidak perlu untuk selalu menyamai atau mengikuti orang lain. Keberagaman dan perbedaan adalah hal yang alami dan positif.